Tuesday 27 January 2015

AMANAH dan YAKIN














Ali Imran (3) Ayat 75 :

 وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ 
                        لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْ
 س عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

 Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.



Sebab turunnya ayat ini...
 Ibnu Jarir At Tabari meriwayatkan bahwa sebagian orang Islam menjual barang-barang dagangan mereka kepada orang-orang Yahudi pada zaman Jahiliah. Setelah mereka masuk Islam, orang-orang Arab meminta harga barang-barang itu. Orang-orang Yahudi berkata: "Kami tidak bertanggung jawab dan kamu tidak berhak menuntut dari kami ke pengadilan karena kamu telah meninggalkan agamamu". Mereka mengatakan bahwa mereka menemukan ketentuan itu di dalam kitab Taurat. 
Oleh sebab itulah maka Allah SWT menjawab pertanyaan mereka dengan firman Nya: 

ويقولون على الله الكذب وهم يعلمون 
Artinya: 
Mereka berkata dusta kepada Allah, padahal mereka mengetahuinya. 

Diriwayatkan juga oleh Ibnul Munzir dari Sa'id bin Jubair ia berkata: Setelah turun ayat 75 ini Rasulullah bersabda: 

كذب اعداء الله ما من شيء في الجاهلية إلا وهو تحت قدمي هاتين إلا الأمانة فإنها مؤداة إلى البر والفاجر. 
Artinya: 
"Musuh-musuh Allah (orang-orang Yahudi) telah berdusta. Tidak ada suatu ketentuan di zaman Jahiliah melainkan telah berada di bawah kedua telapak kakiku ini (telah dibatalkan) terkecuali amanat. Amanat ini diwajibkan kepada orang yang baik dan orang yang jahat.

 Erti Dinar

Ibnu Abi Hatim dari Ziyad bin Al-Haitsam telah menceritakan kepadanya dari Malik Bin Dinar, ia berkata: 

" Disebut Dinar karena ia adalah DIIN (perhitungan) dan Naar (neraka) , bermakna..
" Barangsiapa mengambil karena haknya maka itulah balasan (diin) , sedang siapa mengambil bukan karena haknya, maka baginya NAAR (Neraka)."

Ahlul Kitab yg amanah

Abu Hurairah mendengar Nabi saw bercerita..

Ada seorang lelaki daripada Bani Israel, meminjam dari teman nya 1000 dinar. 
Maka, diminta kepadanya untuk mendatangkan saksi kepada hutangnya itu..
Ketika diminta saksi, lelaki itu berkata,
 “Cukuplah Allah sebagai saksi”.
 Pemiutang itu berkata, “Baiklah” lalu diberikan hutang kepadanya utk beberapa waktu yg ditentukan



Lelaki itu pergi belayar hingga akhirnya sampai waktu yg ditentukan..

Ketika ia ingin kembali, tidak ada satu  kapal pun yg ada utk ketempatnya.. 

Maka dia pun mengambil sehelai kain. Dia masukkan duit yang dipinjamnya, dan diselitkan surat dan alamat ..
Kemudian, dia memasukkan duit itu ke dalam kayu dan menghanyutkannya ke laut dan berdoa yang bermaksud,

 “Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu yang aku telah meminjam duit daripada si fulan dengan 1000 dinar. Dia minta aku seorang penjamin dan aku berkata..

 "Cukuplah Engkau sebagai Penjamin dan redha Engkau sebagai saksi. 
Ya Allah, aku nak ikut satu kapal untuk balik tetapi tidak dapat, jadi aku titipkan duit ini sebagai amanah, semoga Engkau sampaikan kepada orang tersebut.” 

Duit itu pun dihanyutkan dan sampai ke negerinya dan dijumpai oleh lelaki yang memberi hutang kepadanya. Lelaki itu memecahkan kayu tersebut dan menemui duit bersama surat yang ditulis lelaki yang berhutang dengannya. 

Lelaki yang berhutang itu akhirnya balik juga dan sampai ke negerinya. Dia pun pergi berjumpa lelaki yang dia berhutang dengannya dan meminta maaf kerana dia lewat tiba kerana ketinggalan kapal sebelum ini. 

Dia lalu mengeluarkan wang untuk membayar hutangnya kepada pemiutang itu. 

Pemiutang itu sebaliknya bertanya kepadanya, 

“Bukan kah kamu telah mengirimkannya sebelum ini?” 

Jawab lelaki itu, “ Aku tidak ada kenderaan untuk sampai sebelum ini, jadi aku masukkan 1000 dinar ke dalam kayu dan aku titipkan kepada Allah untuk menyampaikan kepada kamu. Tetapi aku tidak tahu adakah sampai ataupun tidak?” . 

Pemiutang itu berkata, “Sesungguhnya Allah telah sampaikan apa-apa yang engkau sampaikan kepada aku di dalam kayu tersebut.” 

HR Bukhari