Wednesday 9 November 2022

Bunda pergi tanpa Good-Bye

 9nov 2022  5.50 pm

PART 1

Bunda pergi tanpa  mengucap 'good-bye' padahal aku sentiasa menjengahnya..tiap 10 minit gitu. Melihat ibu tidur lena, aku tip toe, check pampersnya. Nampak bersih so aku berundur sebab taknak dia terkejut dan terjaga. Dia sedang sakit perut yang teramat sangat . Meraung dan merintih dari pukul 3 petang lagi. Jadi , fikirku, kalau dia tidur lena, lenyap la sekejap kesakitannya. Biarkan dia berehat sepuasnya.

Dalam 10 minit, aku jengah dia lagi. Dia masih lena. Tenang air mukanya. Aku tutupkan langsir tingkapnya perlahan-lahan..no noise please. 

Azan maghrib berkumandang. Aku terus solat. Lepas solat, aku jengah bunda. Dia masih lena. Aku sembur sikit ridsect dibawah katilnya untuk halau nyamuk.

Kemudian aku kedapur, kemas2 sikit dapur sambil anak bongsuku, aisyah masak dinner...mantu cicah kuah lala.

 Dah siap dinner, yam pun ada . So kami pun makan bersama. Sebelum tu aku jengah dulu bunda. Masih lena diposisi yang sama. Aku pun rasa lega bunda bolih tidur lena. Itu bermakna, sakitnya dah reda, Alhamdulillah, fikirku.

Sambil kami makan, kami bincang2, nak tukar diet bunda, dari solid food ke bubur2 dan sup2 untuk ringankan sistem penghadamannya. Bunda mesti tak suka. Tapi demi kebaikannya, dia terpaksalah akur. Sambil tu kami ketawa kecil kecilan, membayangkan dialog memujuk bunda.

Setelah selesai dinner, aku jengah bunda semula. Bunda masih tidur. Aku pun solat isya.

Pukul 10 dah waktu tu. Bunda masih lena. Aku kemas2 diri bersiap  utk tido. Aku targetkan 10.30 untuk cuci bunda. Lepas tu bolih la semua berehat dan tidur.

Tepat jam pukul 10.30, aku terus masuk bilik bunda. Slow2 aku buka diapersnya. Dia masih lena. Biasa nya dia akan terus terjaga. Kemudian aku spray air dan sabun pinggulnya. Aku gogok2 badannya. Dia tak bergerak juga. Aku mula panggil2 bunda suruh bangun. Aku tepuk2 pehanya. Then tangannya. Then bahunya. Then mukanya. Matanya dan bibirnya tutup rapat. Macam sedap sangat tidur. Dia tak bergerak langsung. Berderau darahku. Bunda dah takde ke?

Aku terus call yam.." Yam, mai check pulse opah." Yam turun bawa stethoscopenya utk check jantung opahnya. Di carinya denyutan pulse. Berderau jantungnya. Memang tak jumpa !Kami decide utk panggil ambulance to confirm. 

Aku pegang muka bunda dan mencium pipinya. Sedihnya hatiku. Menangis aku!! Kesalnya aku tak berada disisi bunda waktu akhir hayatnya. Sepatutnya aku pegang tangannya sambil Malaikat keluarkan ruhnya. Sepatutnya aku tak pergi makan tadi! Sepatutnya! sepatutnya! sepatutnya! Tapi akhirnya, aku dapat rasa ibu pergi waktu dia tidur. Sebab mukanya tidak ada tanda2 stress atau sakit. Just tenang macam orang sedang dalam deep sleep. Agaknya ketika aku beritahu bunda utk qado je solat maghrib dan isya bila dah sihat, dia rasa lega dan terus rehat. Dan terus lena selena lenanya





Wednesday 1 December 2021

NABI SAM'UN / SAMSON


 Lailatul qadar

 Dalam kitab Muqasyafatul Qulub karangan al Ghazali, berkisah pada suatu malam di bulan Suci Ramadan, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa salaam berkumpul dengan para sahabat. Lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya. 

“Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?”

Rasulullah menjawab: “Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika di mana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar. Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga. Ada salah seorang nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Sam’un.”

Siapakah Sam'un?

Samson atau Simson dalam bahasa Ibrani, merupakan seorang nabi di dalam ajaran islam yang dikenal dengan nama Sam'un Ghozi Alaihi Salam. Kisah nabi ini terdapat di dalam kitab-kitab, seperti kitab Muqasyafatul Qulub dan kitab Qishashul Anbiyaa.

Ialah orang yang mempunyai kekuatan luar biasa yang tidak terkalahkan, yang kelemahannya terletak pada rambutnya.

Hidupnya hampir setiap hari dilalui dengan berperang, terlebih, dengan pedang ajaib yang selalu ia bawa kala berperang. Senjata ini terbuat dari tulang rahang unta bernama Liha Jamal. 

Nabi Sam’un memiliki kemukjizatan, yaitu dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana.

Atas izin Allah pula Nabi Sam’un memiliki mukjizat lainnya. Ketika ia haus dan lapar, senjata itu disebut bisa mengeluarkan air maupun menumbuhkan daging untuk dimakan.

Layaknya para nabi lainnya, Allah SWT juga memberi kelebihan atau mujizat kepada Nabi Sam'un. Dia diberi kekuatan super yang tak dimiliki manusia lainnya. Dengan kekuatan fisik yang dimilikinya, dia bisa membengkokkan bahkan mematahkan besi yang paling kuat. Dia juga bisa memutuskan rantai dan bisa menghancurkan tembok besar serta bangunan kuat nan megah.

Dengan kekuatannya itu, Nabi Sam'un berperang melawan bangsa yang menentang keesaan Allah SWT. Nabi Sam'un bahkan tak takut melawan Raja Israil.

Sang raja kemudian mencari cara agar sang nabi bisa dimusnahkan. Sang raja bahkan tak segan memberi hadiah besar kepada orang yang bisa menaklukkan Nabi Sam'un. Namun semua itu sia-sia belaka. Sebab tak ada yang mampu mengalahkan Nabi Sam'un. 

Namun, sang nabi dikhianati oleh istri yang dicintainya. Demi hadiah besar, sang istri berusaha mencari tahu kelemahan kekuatan sang nabi. Alhasil, Nabi Sam'un menceritakan kelemahannya.

Rantai paling kuat sekalipun tak bisa menahannya karena akan bisa diputuskannya. Tapi, jika tubuhnya diikat dengan rambut panjangnya, dia tak akan berdaya. Itulah kelemahan dari kekuatan sang nabi.

Saat sang nabi tengah tertidur pulas, istrinya kemudian memotong rambutnya kemudian mengikat tubuhnya hingga dia tak berdaya. Nabi Sam'un kemudian diserahkan kepada sang raja.

Oleh sang raja, Nabi Sam'un disiksa dan dibutakan kedua matanya. Nabi Sam'un lantas berdoa sembari bertaubat kepada Allah SWT. Dia minta diberikan kekuatan agar bisa lepas dari belenggu tahanan.

Doanya dikabulkan. Dia lantas menghancurkan istana sang raja dan semua orang kafir yang ada di sana, termasuk istrinya. Dia kemudian berjanji kepada Allah SWT akan berjuang selama 1.000 bulan untuk menegakkan agama Allah SWT.

Dalam versi lain, diceritakan, Nabi Sam'un perang melawan kaum kafir hanya dengan bersenjatakan tulang dagu unta, ada juga yang menyebut tulang keledai. Nabi Sam'un dipercaya hidup hingga berusia 83 tahun 4 bulan.

Saking kuatnya, kaum kafir tak bisa menemukan cara untuk menaklukan Nabi Sam'un. Akhirnya mereka menawari istri Nabi Sam'un hadiah besar untuk membawa suaminya kepada mereka dalam kondisi tak berdaya

Sang istri sempat beberapa kali gagal. Mulai dari tambang hingga rantai pernah dijadikannya alat untuk mengikat Nabi Sam'un saat tidur. Namun selalu gagal karena bisa dihancurkan oleh Nabi Sam'un. Saat ditanya sang nabi mengapa mengikat dirinya, sang istri selalu beralasan menguji kekuatan sang nabi.

Hingga suatu ketika sang nabi menceritakan soal kelemahannya hanya dengan rambut panjangnya. Sang istri lantas memotong rambut panjang Nabi Sam'un saat sedang tidur. Dia kemudian mengikat kaki, tangan, badan sang nabi dengan rambut tersebut.

Nabi Sam'un tak berdaya. Kaum kafir lantas membawanya ke sebuah rumah tempat biasa mereka mengeksekusi mati musuh. Di rumah itu, sang nabi disiksa. Kaki, tangan, telinga dan lidahnya dipotong. Kedua matanya dibutakan.

Dia pun berdoa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan. Tuhan pun mengabulkan permohonan hamba yang dicintai-Nya itu dan mengembalikan bentuk fisik Nabi Sam'un seperti sedia kala.

Dia lantas menghancurkan belenggu yang menahannya. Kemudian, tiang-tiang dan rumah tempat dirinya ditahan dihancurkannya hingga menimpa semua orang kafir, termasuk istrinya.

Setelah kejadian itu, sang nabi lantas beribadah selama 1.000 bulan. Pada malam hari dia tak pernah luput menunaikan salat Tahajud dan siangnya menunaikan puasa. Dia juga berperang membela agama Allah SWT.

Kisah keperkasaan Nabi Sam'un tersebut pernah diceritakan Rasulullah SAW kepada para sahabat di sebuah pertemuan. Para sahabat terkesima dan ingin membuat amalan ibadah seperti yang dilakukan Nabi Sam'un.

Mereka lantas mengungkapkan keinginannya kepada Nabi Muhammad SAW untuk beribadah seperti Nabi Sam'un. Hal inilah yang mendasari turunnya surat Al-Qodr melalui Malaikat Jibril.

Allah SWT mengutus Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW untuk mengabarkan soal keistimewaan beribadah di satu malam pada bulan Ramadan. Bahkan, nilai ibadahnya lebih dari 1.000 bulan atau lama waktu Nabi Sam'un beribadah.